Senin, 30 Mei 2011

tulisan lama (selamat Ultah Indonesiaku)


Selamat Ultah Indonesiaku
(Perayaan Resepsi Hari Kemerdekaan dari Adelaide)
Hari ini, udara dingin Adelaide yang hanya berkisar 7-140c tidak membuat anak-anak Indonesia yang tinggal di Adelaide mengurungkan niat untuk melangkahkan kaki ke Grote Street, tempat dimana perayaan kemerdekaan negara kami akan dilaksanakan.
Perayaan kali ini, walaupun sedikit terlambat, mundul seminggu dari perayaan kemerdekaan kita di tanah air, namun tetap menyenangkan untuk diikut. Paling tidak, kita bisa mengenal komunitas Indonesia di Adelaide, atau sekedar untuk bisa gantung panic, kata beberapa mahasiswa Indonesia di Flinders University. Karena di perayaan ini juga disediakan bazaar makanan Indonesia dengan harga miring.
Ada perasaan syahdu, bahagia sekaligus sedih ketika merayakan hari berharga ini jauh dari tanah kelahiran. Bahagia karena sejauh apapun kami melangkah Indonesia tetap akan  ada dalam dada, namun sedih melihat kondisi Indonesia yang semakin carut marut.
Komunitas Indonesia Adelaide, yang diketuai bapak Soharto, selaku event organiser dari acara ini, mengakui, sekalipun beliau dan keluarga telah berpindah kewarganegaraan sebagai warga Negara Australia, namun dihatinya dia tetap orang Indonesia. Salah seorang anaknya, yang lahir dan besar di sini bahkan berkata, I am truly Indonesian even if I live and grow up here (saya tetap orang Indonesia meskipun saya lahir dan besar di sini).
Ada satu pertanyaan menggelitik hati saya mendengar perkataan ini. Jika Hakim, begitu nama anak itu biasa disebut, yang lahir dan besar di Australia saja masih merasa sebagai orang Indonesia dan mencintai negaranya, bagaimana dengan kita yang seumur hidup kita dihidupi oleh tanah air ini, tapi kemudian merusak bangsa ini. Tidak pernah merasa berterimakasih, dan bahkan malu menjadi orang Indonesia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar