Senin, 18 Juli 2016

Day 1, Bengkel Komunikasi “Saya Jurnalisme Warga” Kerjasama AgFor dan BaKTI
Pagi ini hari pertama Workshop Bengkel Komunikasi “Saya Jurnalis Warga” dilaksanakan. Workshop ini akan berlangsung selama 2 hari, dari 19-20 July 2016 di AS room kantor BaKTI, Jl. H. Andi Mapanyukki 29, Makassar. Workshop ini adalah hasil kerjasama AgFor Sulawesi dan BaKTI. Pesertanya adalah utusan dari proyek AgFor Sulawesi dari Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, juga beberapa organisasi berbasis komunitas dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat, serta utusan dari organisasi lain seperti Burung Indonesia dan UNICEF. 

Pelatihan ini dimulai dengan penyampaian materi oleh Daeng Ipul salah seorang penggiat blogger di Makassar, tentang sejarah jurnalisme warga, diantaranya membahas tentang ketimpangan penyampaian informasi antara jawa dan luar jawa, 69% informasi adalah tentang jawa sedangkan luar jawa seperti Sulawesi hanya sekitar 5.8% yang tercover dalam jaringan berita mainstream. Inilah salah satunya mengapa, kita harus berperan menjadi jurnalis warga untuk memberitakan apa yang ada di daerah kita sendiri. Selain itu, daeng ipul juga menyinggung tentang, trend pergeseran sumber berita dari media-media tradisional (Koran dan televise) ke media-media social seperti facebook, twitter, blog, youtube, dll.
Materi daeng ipul ini dilanjutkan oleh Anchu yang membahas tentang praktek menulis. Namun sebelumnya, para peserta berbagi tentang kesulitan-kesulitan yang kami hadapi ketika menulis, diantaranya berbagi tentang kesulitan memulai menulis, kesulitan membuat tulisan yang menarik,  kekurang PEDEan dalam menulis.
Anchu kemudian memulai pnjelasannya tentang bagaimana menulis blog dan dilanjutkan dengan etika jurnalisme warga dan jurnalisme pada umumnya. Serta bagaimana, terkadang demi tuntutan menyajikan informasi yang cepat, media-media nasional bahkan beberapa media online melupakan etika jurnalisme yang seharusnya berimbang dan akurat. Anchu juga menceritakan pengalaman pribadinya bagaimana tulisan yang ditulisnya pernah dipelintir oleh sebuah media, sehingga ia memilih kemudian untuk tidak melayani wawancara dengan media dan pengalaman pribadi ini juga dengan semakin tidak dipatuhinya etika jurnalisme, membuatnya enggan mengikuti berita di media media mainstream dan cenderung menjadi selektif dalam membaca dan mencari sumber berita.
Diakhir sesi ini Anchu meminta semua peserta untuk menuliskan artikel singkat tentang sesi pelatihan yang telah dijalani dan mengirimkannya ke email pemateri.