Senin, 30 Mei 2011

Kisah Underground Mining


Kisah Masyarakat Menentang Underground Mining
Terinspirasi dari Landline Show ABC1, Sunday 17th April 2011
Margaret River Valley, Western Australia terkenal sebagai wilayan pertanian yang subur dan eko tourism. Kawasan ini memiliki wilayah perkebunan anggur yang menghasilkan salah satu anggur terbaik di dunia, serta perusahaan coklat dan di dukung dengan pemandangan alam yang memukau. Kondisi ini telah berlangsung selama empat puluh tahun terakhir.
Alam Margaret river valley menarik sekitar empat ratus ribu pengunjung setiap tahunnya. Tapi kondisi ini sepertinya tidak akan bertahan lama, karena saat ini Mentri lingkungan hidup, Western Australia, sedang mempertimbangkan proposal underground mining untuk komoditas batubara, di bawah wilayah pertanian ini. Proyek yang bernilai $100 juta ini dimiliki oleh perusahaan coal mining tak jauh dari Margaret river valley. Perusahaan ini mengkalim bahwa underground coal mining tidak akan merusak ekosistem dan pertanian di wilayah tersebut. Masih menurut juru bicara perusahaan ini, proyek ini akan menciptakan sekitar 1000 lapangan kerja. Pengeboran dilakukan 4200 meter dibawah permukaan tanah, dan tidak aka nada pemrosesan di tempat. Batu bara yang berhasil di tambang akan langsung dikemas dan diproses di tempat lain. Sehingga daerah ini akan tetap bersih dan image kawasan alami dan bersih tetap akan terjaga.
Namun, rencana ini ditentang oleh komunitas petani dan pelaku pariwisata di Margaret river valley. Mereka menggalang dukungan dari berbagai pihak termasuk ilmuwan dan kalangan artis untuk kegiatan ini. Kelompok ini bahkan merilis sebuah iklan komersial di televisi tentang pentingnya melindungi Margaret River valley dari ekspansi pertambangan batubara. Coal Menurut salah seorang geolog yang tergabung dalam kelompok ini, underground coal mining akan tetap membahayakan supply air bagi kawasan di sekitar Margaret river, karna air akan tetap merembes ke kedalaman pertambangan ini dan dengan demikian akan tetap tercemar. Dan underground coal mining bukanlah pertambangan tanpa resiko.
Hff, homemade pizzaku rasanya tak enak lagi. Mengingat di seberang lautan, ada cerita yang hampir sama, bahkan lebih mengerikan, pertambangan bawah tanah di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Sayang suara perlawanannya tidak sebesar Margaret river valley. Hhh, pemerintah dan mereka yang mewakili masyarakat telah tertutup mata, telinga dan hatinya untuk menolak rencana pertambangan ini. Di sini masyarakat bahkan memprotes keras Menteri lingkungan hidup yang mempertimbangkan proposal ini, it is too dangerous even just to consider it (hanya mempertimbangkan saja terlalu berbahaya). Di kampungku, para wakil rakyat yang terhormat malah plesir ke tempat-tempat pertambangan milik perusahaan yang sama dengan alasan studi perbandingan..ohh, what a jerk!!!
Disisi lain, kawan-kawan yang menentang pun tak kalah susahnya. Terjebak dalam perdebatan elit tanpa aksi.... Ahh...semoga anak cucu kita tidak mengutuk kita nanti untuk kesalahan tanpa ampun ini...
Ampuni kami Tuhan,,kami yang hanya mampu mengeluh dan menadahkan tangan, tanpa bisa berbuat sesuatu yang lebih berguna bagi bumi yang kau titipkan untuk kami pimpin. Ampuni kami jika kepemimpinan kami hanya menjerumuskan bumi pada kehancurannya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar