Day
1, Bengkel Komunikasi “Saya Jurnalisme Warga” Kerjasama AgFor dan BaKTI
Pagi
ini hari pertama Workshop Bengkel Komunikasi “Saya Jurnalis Warga”
dilaksanakan. Workshop ini akan berlangsung selama 2 hari, dari 19-20 July 2016
di AS room kantor BaKTI, Jl. H. Andi Mapanyukki 29, Makassar. Workshop ini adalah
hasil kerjasama AgFor Sulawesi dan BaKTI. Pesertanya adalah utusan dari proyek
AgFor Sulawesi dari Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, juga
beberapa organisasi berbasis komunitas dari Sulawesi dan Nusa Tenggara
Barat, serta utusan dari organisasi lain seperti Burung Indonesia dan UNICEF.
Pelatihan
ini dimulai dengan penyampaian materi oleh Daeng Ipul salah seorang penggiat
blogger di Makassar, tentang sejarah jurnalisme warga, diantaranya membahas
tentang ketimpangan penyampaian informasi antara jawa dan luar jawa, 69%
informasi adalah tentang jawa sedangkan luar jawa seperti Sulawesi hanya
sekitar 5.8% yang tercover dalam jaringan berita mainstream. Inilah salah
satunya mengapa, kita harus berperan menjadi jurnalis warga untuk memberitakan
apa yang ada di daerah kita sendiri. Selain itu, daeng ipul juga menyinggung
tentang, trend pergeseran sumber berita dari media-media tradisional (Koran dan
televise) ke media-media social seperti facebook, twitter, blog, youtube, dll.
Materi
daeng ipul ini dilanjutkan oleh Anchu yang membahas tentang praktek menulis.
Namun sebelumnya, para peserta berbagi tentang kesulitan-kesulitan yang kami
hadapi ketika menulis, diantaranya berbagi tentang kesulitan memulai menulis,
kesulitan membuat tulisan yang menarik,
kekurang PEDEan dalam menulis.
Anchu
kemudian memulai pnjelasannya tentang bagaimana menulis blog dan dilanjutkan
dengan etika jurnalisme warga dan jurnalisme pada umumnya. Serta bagaimana,
terkadang demi tuntutan menyajikan informasi yang cepat, media-media nasional
bahkan beberapa media online melupakan etika jurnalisme yang seharusnya
berimbang dan akurat. Anchu juga menceritakan pengalaman pribadinya bagaimana
tulisan yang ditulisnya pernah dipelintir oleh sebuah media, sehingga ia
memilih kemudian untuk tidak melayani wawancara dengan media dan pengalaman
pribadi ini juga dengan semakin tidak dipatuhinya etika jurnalisme, membuatnya
enggan mengikuti berita di media media mainstream dan cenderung menjadi
selektif dalam membaca dan mencari sumber berita.
Diakhir
sesi ini Anchu meminta semua peserta untuk menuliskan artikel singkat tentang
sesi pelatihan yang telah dijalani dan mengirimkannya ke email pemateri.